Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 14 Februari 2012

REMAJA ISLAM BAGAIKAN NEGERI BEBEK DI HARI VALENTINE



         Negeri bebek, itulah negeri remaja di hari valentine bagi remaja yang berkeyakinan Islam dan merayakan valentine. Mereka semua bagaikan bebek yang berjalan mengikuti bebek yang lainnya. Mereka mengikuti bebek-bebek  yang berjalan  tanpa mengetahui kemana bebek itu akan melangkah.
         Seperti itulah ibarat perayaan valentine bagi remaja-remaja yang berkeyakinan islam. Mereka dengan mudahnya menjiplak kebudayaan-kebudayaan Eropa, membaurkannya dalam gaya hidup, dan mengaplikasikannya dalam rana kehidupan sehari-hari. Mereka seolah tak sadar telah diperbudak oleh kaum Yahudi dengan mengeksploitas habis-habisan gaya kehidupannya.
         Hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 februari, seolah menjadi momok yang istimewa bagi kebanyakan remaja. Hari itu dinotasikannya sebagai hari kasih sayang. Mereka saling menukar kado kepada teman atau  kekasihnya. Di hari ini, mereka biasanya melakukan kegiatan hura-hura dan itu semua tak urung berbau maksiat.
         Perayaan valentine bagi remaja islam adalah sebuah keprihatinan. Mereka dengan mudahnya berkiblat pada Yahudi dengan merayakan valentine itu tanpa mengetahui sebab asal-muasal dan makna valentine.
         Secara etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi.


        Berdasarkan yang dikutip dari Webster's New 20th Century Dictionary perayaan Valentine berasal dari perayaan Lupercali. Yaitu upacara ritual yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno setiap tanggal 15 Februari sebagai penghormatan kepada Lupercus dewa padang rumput yang dideskripsikan mempunyai tanduk, kaki, dan telinga seperti kambing. Pada perayaan itu nama-nama wanita dimasukkan kedalam jambangan bunga. Setiap pria yang hadir mengambil secarik kertas. Wanita yang namanya tertera dalam kertas itu menjadi teman kencannya semalam suntuk.
         Kemudian pada tahun 469 pihak gereja yakni Paus Celecius merubah menjadi tanggal 14 Februari untuk mengenang kematian seorang pendeta yang bernama Saint Valentine yang tewas sebagai martir pada abad III (martir adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mati mempertahankan prinsip-prinsipnya) dan menetapkan menjadi Saint Valentine's Day. Pastor Valentine ditangkap dan dipenjara karena menentang kebijakan kaisar Romawi (Cladius II) yang melarang pemuda-pemudi untuk menikah. Sang kaisar menginginkan pemuda-pemuda yang lajang untuk menjadi tentara dan pergi berperang. Tetapi sang pastor malah dengan diam-diam menikahkan sepasang muda-mudi. Hal ini diketahui oleh sang kaisar. Bukan main marahnya sang kaisar, akibatnya sang pastor mengakhiri hidupnya dengan tanpa kepala (dipancung) pada tanggal 14 Februari 269.


        Ketika pastor Valentine dipenjara, banyak surat-surat simpati dari para pemuda yang sedang kasmaran yang ditujukan kepadanya. Melalui surat itulah mereka mengungkapkan perasaan sayangnya kepada kekasihnya dan berharap mereka bisa menikah.
       Dengan mencermati bagaimana valentine itu sebenarnya, kita sebagai remaja muslim tidak sepantasnya merayakan hari valentine. Bukankah kasih sayang itu akan ada selamanya. Bukan hanya di hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 februari.
        Kasih sayang kita sebagai umat muslim bukan hanya dengan bertukar kado, tetapi dapat ditunjukkan dengan hal-hal yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditimpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar.

         Sebagai umat muslim, mari kita bangkit dari keterpurukan. Hindari segala bentuk gaya hidup negatif yang bercermin pada budaya barat. Janganlah kita dengan mudahnya mengikuti budaya-budaya barat tanpa mngetahui asal dan makna budaya itu. Agar kiranya kita bukanlah negeri bebek yang dengan begitu mudahnya ikut-ikutan.






0 komentar:

Posting Komentar